Pada tahun 2008, sebanyak 355.000 wanita meninggal karena melahirkan atau aborsi ilegal, demikian seperti studi yang dilaporkan dalam jurnal The Lancet. Namun angka kematian sebenarnya bisa dikendalikan dengan menggunakan alat kontrasepsi ketika atau setelah berhubungan seks. Bagaimana ceritanya?

"Jika semua wanita di negara berkembang yang ingin menghindari kehamilan menggunakan alat kontrasepsi saat berhubungan seks, maka angka kematian akan menurun sebanyak 30%," tutur salah satu peneliti.

Studi yang dipimpin oleh John Cleland dari London School of Hygiene and Tropical Medicine pada dasarnya ingin berkampanye tentang pentingnya penggunaan alat kontrasepsi untuk mencegah kehamilan dan wanita yang memiliki rencana keluarga dengan baik. Alat kotrasepsi pun dipercaya bisa menyelamatkan 250.000 nyawa dari kematian akibat melahirkan atau aborsi ilegal jika masyarakat mau menggunakannya.

Selain itu, kesehatan bayi pada masa kehamilan juga dipertimbangkan oleh para ahli. Pasalnya, penggunaan alat kontrasepsi akan memberi kesempatan calon ibu untuk menyiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan kehamilan mereka dengan lebih baik.

"Di negara berkembang, risiko prematur dan bayi terlalu kurus meningkat jika pembuahan terjadi dalam waktu 6 bulan setelah kelahiran sebelumnya, dan anak berikutnya yang lahir dengan jarak waktu 2 tahun dengan kakaknya memiliki risiko meninggal sebesar 60% lebih tinggi," tulis para peneliti, seperti yang dikutip dari NY Daily News.

Populasi dunia telah mencapai angka 7 miliar tahun lalu dan diperkirakan akan meningkat menjadi sekitar 9,3 miliar pada 2050 dan lebih dari 10 miliar tahun 2100 nanti. Pertumbuhan itu juga kemungkinan akan terpusat pada penduduk di negara-negara miskin, misalnya Afrika.

Kalau Anda sudah berkeluarga dan ingin memiliki keturunan, pastikan Anda mengatur kelahiran anak dengan baik. Hal itu bisa dilakukan dengan menggunakan alat kontrasepsi sesuai yang dianjurkan dokter kandungan Anda. Tujuannya tidak lain adalah untuk menjaga kesehatan diri sendiri, anak, dan anggota keluarga yang lain. (Agayabak/TheLancet/Dailynews)