Si Monyet dan Angin Sepoi
2:01 PM
Di suatu pagi Si Monyet sedang asyik memanjat sebatang pohon yang sangat rindang dan berbuah lebat. Pohon itu memang terkenal dengan buahnya yang lezat dan manis. Hampir setiap hari Si Monyet mendatangi pohon tersebut. Si Monyet merasa nyaman karena banyak buah yang dapat dimakannya, oleh karena itu dia tidak segera turun padahal pohon itu cukup tinggi. Selain buahnya yang terkenal lezat, pohon itu juga berbahaya karena tingginya yang melebihi pohon-pohon lainnya dan tanah dibawahnya yang berlumpur dan berbau tidak sedap.
Datanglah tiga jenis angin yang sangat terkenal di saetero negeri yaitu angin topan, angin puting beliung dan angin badai. Ketiga angin itu malihat Si Monyet yang sedang menyendiri sambil menikmati buah dari pohon. Mereka bertiga bertaruh untuk menjatuhkan Si Monyet dari pohon agar terjatuh ke lumpur yang berbau tidak sedap. Angin topanlah yang maju lebih dulu.
“Aku bisa dengan mudah menjatuhkan Si Monyet dari pohon dengan sekali tiupan”, Si Angin topan berkata dengan sombongnya.
Dengan kekuatan penuh Angin Topan menghembuskan tiupannya, namun Si Monyet mengetahuinya dan berpegangan sangat erat pada ranting pohon. Pegangannya pun semakin erat hingga napas Angin topan habis dan akhirnya angin topan menyerah.
“Ah kamu payah, sekarang giliranku dan aku pasti bisa menjatuhkan Si Monyet tengil itu dengan sekali putaran”, kata Angin Puting Beliung
Angin Puting Beliung mulai memutar-mutar tubuhnya mengelilingi Si Monyet, namun Si Monyet sudah merasakan kedatangan Angin puting beliung dan dia semakin memperat pegangannya. Hingga angin puting beliung merasa pusing dan menyerah memutar-mutar tubuhnya entah berapa ratus kali namun Si Monyet tetap bertahan.
“Sekarang giliranku, kalian ini mempermalukan kaum angin saja, minggir”, angin badai mulai maju.
Dengan kekuatan penuh angin badai menghempas pohon berharap Si Monyet segera jatuh. Rintik-rintik air pun mulai dikeluarkan agar pegangan Si Monyet pada dahan terlepas. Namun dengan kesungguhan Si Monyet tetap bertahan hingga angin badai menyerah karena kelelahan.
Ketiga angin itu merasakan kelelahan yang luar biasa dan memutuskan untuk beristirahat. Beberapa menit kemudian datanglah angin sepoi menghampiri ketiga angin.
“Aku akan berusaha menjatuhkan Si Monyet dari pohon besar itu”, kata angin sepoi yang baru datang.
“Apa? Kau ini tidak tahu siapa sebenarnya kau. Kami saja yanga angin terkuat dan yang paling ditakuti tidak sanggup menjatuhkan Si Monyet apalagi kau yang lemah mana bisa menjatuhkan Si Monyet”, tandas angin topan sengit.
“Silakan kau mencoba jika kau sanggup, tapi kami rasa kau tak akan sanggup”, tambah angin badai.
Angin sepoi pun mencoba meniupkan kelembutannya dan kesejukannya di sekeliling Si Monyet. Tanpa disadari Si Monyet pun mulai mengantuk dan akhirnya terjatuh ke dalam lumpur yang bau. Akhirnya angin semilir berhasil menjatuhkan Si Monyet dengan hanya beberapa tiupan saja.
Pesan : kadang kala kita selalu sigap dan berhati-hati dengan masalah besar yang sering kali menimpa kita, namun sering melecehkan masalah kecil yang tak terlihat yang sebenarnya adalah pangkal dari masalah besar tersebut.
1 comments
keren..
ReplyDeleteyuk.. tinggalkan komentar kamu disini.,