Siapa yang Lebih Lama Hidup? Pria atau Wanita
1:09 AM
Para peneliti telah lama mengetahui bahwa usia hidup wanita rata-rata lebih lama dibanding para pria. Ternyata, salah satu alasannya adalah karena para pria rela mati demi seks.
Angka kematian yang lebih tinggi pada pria dimotivasi oleh persaingan untuk mendapat pasangan kawin.
Seorang peneliti dari University of Michigan bernama Daniel Kruger menjelaskan bahwa rendahnya angka harapan hidup pria bisa disebabkan karena seks.
Wanita lebih banyak berinvestasi dan menahan diri dalam urusan reproduksi sehingga pria kemudian cenderung bersaing dengan pria lain untuk mendapat pasangan kawin dan mencoba membuat dirinya terlihat menarik di mata wanita.
"Kompetisi ini mengarah pada strategi yang berisiko bagi pria dan mengakibatkan tingginya angka kematian. Jika persaingan untuk mendapat pasangan kawin bertanggung jawab atas kematian pria, maka semakin banyak persaingan untuk mendapat pasangan kawin, maka angka kematian pria cenderung makin tinggi," kata Kruger, asister profesor di Sekolah Kesehatan Masyarakat University of Michigan seperti dilansir Phys.org
Dalam penelitian, Kruger menunjukkan bahwa ada 2 faktor yang mempengaruhi tingkat persaingan pada pria yang berkontribusi terhadap tingginya tingkat pengambilan risiko dan kematian.
Faktor pertama adalah poligami, yaitu situasi sosial di mana seorang pria mempertahankan hubungan seksual dengan banyak wanita.
Beberapa spesies primata banyak melakukan poligami, yaitu 1 ekor jantan dominan mengawini sebagian besar betina dalam kelompok dan pejantan lainnya ditinggalkan.
Budaya manusia memiliki berbagai jenis poligami. Kruger menemukan bahwa semakin banyak poligami, maka semakin tinggi pula tingkat kematian pria.
Dalam budaya poligami, pria akan mendapat keuntungan besar jika menjadi dominan, salah satunya mendapatkan banyak pasangan kawin. Pria yang tidak dominan tidak dapat memilih pasangan atau bahkan tidak mendapat pasangan kawin yang tersisa.
Faktor kedua adalah tingkat kesenjangan ekonomi. Dalam pemilihan pasangan, pria dinilai dari sebanyak apa investasi terhadap sumber daya yang dimiliki. Investasi ini akan membawa manfaat untuk keturunannya. Makin lebar kesenjangan antara si kaya dan si miskin, makin besar kemungkinan peningkatan tingkat kematian pria.
Seorang pria yang memiliki sumber daya seperti uang, rumah dan keamanan finansial lebih besar kemungkinannya menemukan pasangan seksual.
Dalam kedua kasus tersebut, ada kesenjangan antara puncak dan bawah, antara pria yang dominan atau paling kaya dengan pria paling tidak dominan atau miskin.
"Kehilangan posisi dalam masyarakat pelaku poligami atau memiliki kondisi ekonomi yang lemah artinya kehilangan hampir semua kesempatan untuk menemukan pasangan seksual. Terlebih lagi, 2 faktor ini berkaitan karena orang yang mendapat bagian terbesar dari kekayaan ekonomi seringkali hampir sama artinya dengan menjadi pejantan yang dominan," kata Kruger.
Dalam persaingan di mana sang pemenang mendapatkan semuanya, sedikit sekali pria yang mau mengalah dan akan berusaha mempertaruhkan segalanya untuk bisa sampai ke puncak.
Namun dalam masyarakat yang lebih mendukung monogami, maka sikap mau ambil risiko ini tak akan menjadi begitu ekstrim. Akibatnya, tingkat kematian pria tak akan setinggi di masyarakat poligami. (Agayabak/Phys)
0 comments
yuk.. tinggalkan komentar kamu disini.,