Lupakan Earth Hour, penting menyelamatkan bumi kita, Saat Ini Juga !!
12:00 PM
iKb - Earth hour memang rutin dilakukan oleh masyarakat-masyarakat dunia yang cinta akan bumi ini, memang fakta nya, penggunaan listrik disetiap earth hour dilakukan yaitu turun 700 megawatt di Sumatera-Jawa-Bali (Kompas) untuk Indonesia saja, dan 70GigaWatt (Newyorktimes) di dunia.
Kondisi pemadaman selama satu jam itu setara dengan mengerem pelepasan 550 ton karbon dioksida ke atmosfer. Lalu? Apakah kita menunggu satu tahun lagi baru melakukan aksi lagi, dan mematikan lampu yang tidak dipergunakan hanya selama satu jam?
Dampak dari penghematan listrik akan terasa lebih besar bila kita masing-masing, dan lebih banyak orang lagi yang bersedia mengubah kebiasaan lama dan menjadi kebiasaan baru, yaitu mematikan lampu (dan peralatan listrik lainnya, seperti AC) yang tidak digunakan. Selain itu, kalau hendak bepergian, sedapat mungkin gunakan kendaraan umum. Tentu hal ini tidak mudah bagi yang sudah terbiasa pergi menggunakan kendaraan pribadi, tetapi bukannya tidak bisa, asal kita mau.
Dampak dari penghematan listrik akan terasa lebih besar bila kita masing-masing, dan lebih banyak orang lagi yang bersedia mengubah kebiasaan lama dan menjadi kebiasaan baru, yaitu mematikan lampu (dan peralatan listrik lainnya, seperti AC) yang tidak digunakan. Selain itu, kalau hendak bepergian, sedapat mungkin gunakan kendaraan umum. Tentu hal ini tidak mudah bagi yang sudah terbiasa pergi menggunakan kendaraan pribadi, tetapi bukannya tidak bisa, asal kita mau.
Adakah tindakan lain yang bisa memberi dampak besar?? Ada, simak keterangan di bawah ini,
Bila kita mau menghemat pemakai tisu sebanyak 2 lembar saja sehari, dan bila ada 5 juta penduduk kota Jakarta yang bersedia ikut program ini, setiap hari kita menghemat 10 ton (10.000 kg) tisu. Tentu, bila seluruh pemakai tisu di dunia bersedia menghemat 2 lembar per hari, maka efeknya akan jutaan kali bila dibandingkan dengan mematikan lampu sejam per tahunnya.
Bila kita mau menghemat pemakai tisu sebanyak 2 lembar saja sehari, dan bila ada 5 juta penduduk kota Jakarta yang bersedia ikut program ini, setiap hari kita menghemat 10 ton (10.000 kg) tisu. Tentu, bila seluruh pemakai tisu di dunia bersedia menghemat 2 lembar per hari, maka efeknya akan jutaan kali bila dibandingkan dengan mematikan lampu sejam per tahunnya.
Bagaimana cara menghemat tisu? Mudah sekali. Contohnya jangan langsung membuang tisu yang kita pakai untuk lap tangan sehabis mencuci tangan. Sisihkan tisu tersebut untuk membersihkan meja dan/atau lantai dari tumpahan makanan/minuman atau kotoran lain, untuk membersihkan sepatu atau benda lainnya. Ternyata sederhana dan gampang, asal kita semua mau melakukannya, demi anak cucu kita, agar mereka masih kebagian/mewarisi pohon dan dunia tidak terlalu cepat menjadi tempat yang tidak bisa didiami lagi.
Di zaman ini, kalau kita membeli makanan, banyak pedagang yang menggunakan pembungkus yang styrofoam, karena praktis, bersih, dan murah. Tahukah Anda bahwa styrofoam itu berbahaya bagi kesehatan kita? Panas dari makanan atau minuman yang dituangkan ke dalam wadah styrofoam (nasi goreng, mie goreng, mi instan, nasi ‘kotak’) akan menguapkan senyawa kimia yang merugikan kesehatan kita (menyebabkan kanker).
Styrofoam juga tidak akan terurai di alam selama puluhan tahun. Kebiasaan penduduk di kota besar yaitu membuang sampah sembarangan, termasuk ke dalam sungai, akan mengumpulkan styrofoam ini dan menyumbat aliran air. Akibatnya? Banjir! Bagaimana kita mencegahnya?
Jangan mau kalau makanan/minuman yang akan Anda beli dikemas dalam styrofoam. Kembalilah ke kebiasaan sekitar 50 tahun yang lalu, bawa tempat sendiri sewaktu membeli makanan. Repot? Ya, tapi Anda terhindar dari bahaya styrofoam dan tidak ikut kontribusi membuang sampah yang tidak dapat terurai. Kalau bukan Anda yang mulai, siapa yang mau? Kalau bukan sekarang, kapan?
Marilah kita juga menggalang kekuatan untuk menentang aneka jenis balap motor dan mobil. Lomba seperti itu hanya menghabiskan BBM, dan nyaris tidak ada hasilnya. Hasilnya cuma kepuasan segelintir orang. BBM yang seharusnya bisa digunakan untuk sesuatu yang lebih produktif dibakar begitu saja dan ikut menyumbang pada pemanasan global. Memang ada beberapa orang yang hidupnya dari balap, tapi orang itu juga harus toleransi pada jutaan orang lain yang hanya ikut ‘menikmati’ akibat dari pemanasan global.
Ingat selalu moto 3R+1R
"REDUCE, REUSE, RECYCLE + REJECT STYROFOAM".
salam iKb. untuk Dunia yang lebih baik :)
Sumber: ilmukelasberat
0 comments
yuk.. tinggalkan komentar kamu disini.,